Ring ring
Old school Easter eggs.
HomeBlogAbout me

JIKA DETAK JANTUNGKU BERHENTI (Halaman 4)

Diposting oleh PAPA REYHANZ pada 14:15, 23-Peb-15

novel21.gif



Mereka tampak menikmati hidangan yang tersedia di meja Restoran, kebersamaan itu membuat Hilman, Yos dan Jimmy merasa seolah sedang berada ditengah-tengah keluarganya.

Ponsel berdering, "Huuhh! siapa lagi sih?, mengganggu saja!..." gerutu Hilman dalam hatinya. "Hallo Hilman, kamu sudah di Jambi bukan?, Saya tunggu di ruang meeting setelah jam istirahat nanti ya, ini urgent karena project tahap kedua akan segera kita kerjakan.", "hmmm...., Baik pak Aswin, terima kasih atas informasinya, Saya segera ke ruang meeting setelah makan siang nanti." ,
Aswin adalah kepala divisi jaringan dari salah satu perusahaan telekomunikasi yang memenangkan tender proyek tersebut, dia supel,ramah dan tegas, karena sifatnya itulah Hilman tidak merasa mendapat tekanan dalam bekerja.
"maaf Om,Tante dan teman-teman semua, baru saja Saya diminta untuk menghadiri meeting, mungkin nanti setelahnya kita bisa lanjutkan obrolan kita. "oh ya sudah cepatlah kamu kesana, untuk sementara barang-barang bawaanmu bisa dititip di Studio Kami, Yos dan Jimmy kalian juga boleh menunggu Hilman di Studio" kata Setiawan menawarkan jasa. "Baik Om, terima kasih"

Hilman segera ke ruang meeting dengan membawa setumpuk berkas dokumen pekerjaan, sebenarnya siang itu Ia enggan ke site project karena masih merasa lelah karena baru saja tiba di Jambi.

Di ruang meeting sudah hadir beberapa staff yang tampaknya mereka hanya menunggu kehadiran Hilman. Meeting berlangsung selama dua jam dan berakhir dengan penandatanganan bersama.
"Baik, saya pikir semuanya sudah jelas tentang project kita ini, saya berharap pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai target kita, untuk itu saya menunjuk Niko selaku pengawas pekerjaan ini, dan pekerjaan akan kita mulai besok pagi, dengan demikian meeting saya tutup, terima kasih dan selamat siang." ucap Pak Aswin seraya menyalami semua yang hadir diruang meeting itu.

Hilman, Yos dan Jimmy menyewa sebuah Pavilliun untuk beberapa bulan selama menetap di Kota itu. Sebuah rumah berukuran sedang yang memiliki dua kamar tidur, ruang tamu dan dapur serta 2 kamar mandi. Susi, nama pemilik Pavilliun itu, seorang Janda beranak dua.

Setelah mandi sore Hilman mengajak Jimmy dan Yos jalan-jalan sore, seperti biasa, tujuan mereka adalah ke tepian sungai Batanghari, Penduduk setempat menyebutnya Ancol. Entah mengapa tempat itu seolah-olah mengandung magnet yang selalu menarik langkah Hilman untuk sering kesana.
"mau kemana kita nih Man?" tanya Yos. "Kita ke Ancol, Yos,", "Ancol? Emangnya di Jakarta, Man?" sambung Jimmy sambil mereka tetap berjalan. "yaaa, penduduk disini menyebut tepian sungai Batanghari dengan sebutan Ancol, tiap malam minggu disana ramai, mau makan apa juga ada disana" ucapnya mencoba menjelaskan.

"Sate kambing Tiga puluh tusuk campur lontong, minumnya Es tebu, tolong antar kesana ya pak," sambil menunjuk kearah Jimmy dan Yos yang tengah duduk di tepian sungai Batanghari. "Kalian tau nggak?,di tengah sungai ini ada buaya liar yang suka makan Orang! Awas ya Jim kalo sekali lagi lu berani bilang sama Desta kalo gue udah punya istri di Jakarta, gue lempar lu ke tengah sungai biar dimakan Buaya!." canda Hilman, "hahahahaha....," Yos terbahak-bahak mendengarnya.
"mana gue tau, lu nggak bilang sih kalo Desta itu pacar lu Man.", sergah Jimmy membela diri. "Desta buat gue aja deh Man, gue kan lagi jomblo," sambung Jimmy sambil mengunyah Sate kambing.
Mereka bertiga memang teman satu tim kerja pada sebuah Perusahaan Asing, kadang canda mereka sangat diluar batas kewajaran namun tidak dijadikan serius.
"semuanya Sembilan puluh ribu Rupiah," kata penjual Sate sambil menyodorkan nota rincian menu yang mereka makan kepada Hilman.

"Kalian dari mana?," tanya Tante Susi yang sedang duduk di depan Pavilliun. "Kami dari Ancol Tan," jawab Yos. "Kalian sudah makan malam?," tanya Tante Susi kepada mereka. "sudah Tan, kami makan di Ancol" jawab Hilman sambil membuka sepatu.
Malampun tiba... Suasana hening, dan mereka tertidur lelap.....


©www.papareyhanz.com
Hak Cipta Dilindungi Undang- undang.

Copyright Notice:

Hak cipta Novel pada Blog ini adalah milik: Reyza Andhika Atmaja(PAPA REYHANZ)
(Atau Penulis lain yang tertera dalam ByLine - bila ada), dan karenanya DILARANG mengutip, menyadur, memperbanyak, memuat di tempat lain atau sejenisnya dengan segala cara tanpa ijin dari Penulis.



Copyright © 2012-2015
www.papareyhanz.com
® All Rights Reserved

JIKA DETAK JANTUNGKU BERHENTI (Halaman 3)

Diposting oleh PAPA REYHANZ pada 15:39, 22-Peb-15

ThumbnailPukul 20:00 acara 'pelepasan' Hilman pun usai. Setiawan dan Lelly meninggalkan mereka lebih dulu, deru mesin mobilnya terdengar sayup-sayup semakin menjauh. "Ayo Kita pulang ke Kost, sudah malam, besok kan hari Minggu, Kita harus berangkat lebih pagi, pastinya Studio ramai pengunjung." kata Ando mengajak teman-temannya. Mereka bangkit dari duduknya, dan bergegas menghampiri Hilman, "Bang Hilman, Kami ijin pulang ya Bang."... [Baca selengkapnya]

JIKA DETAK JANTUNGKU BERHENTI (Halaman 2 dari 400)

Diposting oleh PAPA REYHANZ pada 17:47, 18-Peb-15

ThumbnailDiraihnya Ponsel dari saku bajunya, "Hello Desta, Aku dalam perjalanan menuju WTC, sebentar lagi tiba," , "Benarkah Bang Hilman?, kenapa mendadak begini? Kenapa tidak memberi kabar sebelumnya, kenapa.........", "ya sudah, Kamu tunggu Aku saja ya." ucap Hilman memotong suara Desta sambil mematikan Ponselnya. Satu Jam kemudian tibalah mereka di tempat tujuan, sebuah Kota kecil dimana kota ini adalah kota yang penuh... [Baca selengkapnya]

JIKA DETAK JANTUNGKU BERHENTI (Halaman 1 dari 400)

Diposting oleh PAPA REYHANZ pada 08:00, 15-Peb-15

Thumbnail"..........Kita sedang berada di ketinggian tiga puluh enam ribu kaki diatas permukaan laut, mohon kepada seluruh penumpang untuk tetap mengenakan sabuk pengaman karena saat ini cuaca sedang buruk". Suara dari kru pesawat tujuan Jambi. Hilman melihat Jimmy disebelah kanannya yang tampak tertidur pulas sementara seorang temannya lagi- Yos terlihat menahan rasa takut ketika pesawat melintasi gumpalan awan tebal hitam yang... [Baca selengkapnya]

 
Polly po-cket